Istri Liar Bak Pelacur Tergila2 Dipompa Liang Memeknya Dengan ‘Penis’ Raksasa Pelatih Fitness.Kehidupanku berumah tangga dalam hal materi bisa dikatakan di atas rata-rata. Aku memiliki rumah yang cukup besar dengan kolam renang serta taman yang indah di daerah elite di kota S. Aku beristri Dinda, ia memiliki butik di Tunjungan Plaza dan namaku sendiri Firman, jabatanku sebagai kepala cabang sebuah bank swasta yang besar.
Setiap hari kami disibukkan dengan kegiatan kami masing-masing. Istriku mengendarai mobil Civic Sport dan aku mempergunakan mobil kantor. Untuk menambah kegiatan dan menjaga bentuk tubuhnya, istriku ikut kegiatan senam dan aku terkadang mengantarnya jika kebetulan hari libur. Aku benar-benar sangat menyayangi istriku.
Di tempat kerjaku, aku terkenal pendiam dan jarang sekali bersenda gurau dengan bawahanku, bahkan sekretarisku sempat mengatakan pada temannya bahwa aku orang yang frigid dan sulit terangsang. Di ruanganku terdapat satu sekretaris keturunan cina masih muda sekali sekitar 23 tahun, Monika namanya.
Dia menjadi sekretaris sejak direktur sebelumku, dandanannya cukup berani dengan rok mini 15 cm kira-kira di atas lutut dan kulitnya putih bersih, sering kali menggoda pandanganku dengan menyilangkan kakinya bergantian sehingga sesekali terlihat pangkal pahanya yang menonjol, tapi itu tak membuatku tertarik. Bahkan jika dia menyodorkan surat untuk kutanda-tangani tak segan-segan dia datang kepadaku sambil membungkuk dan mata nakalku mencuri pandang pada belahan dadanya yang ranum, kadang juga muncul watak nakalku ingin menyentuh daging itu.
Aku ditugaskan ke Jakarta oleh atasanku untuk rapat dan laporan satu semester selama lima hari dan istriku sudah hafal dengan kondisiku. Aku memang sering pergi ke Jakarta untuk urusan semacam itu, tapi pagi ini kelihatan sekali berubah. Istriku mempersiapkan kepergianku dengan senang dan bahagia, cepat-cepat kutepiskan prasangka burukku.
Aku berangkat ke bandara dengan mobil kantor sedangkan istriku berangkat ke tokonya. Urusanku di Jakarta dapat kuselesaikan lebih cepat dari rencana, hanya 3 hari. Berarti sesuai dengan ijinku aku dapat santai di rumah 2 hari, lumayan. Waktu ini aku pergunakan untuk istirahat dan mengurus kebun yang menjadi salah satu hobiku saat libur bekerja. Aku mengambil penerbangan jam 08.30 agar sampai di rumah tidak terlalu siang. Sampai di bandara aku langsung menuju tempat parkir kendaraan.
Kulajukan kendaraanku dengan cepat agar sampai di rumah. Sesampai di depan rumah tak kulihat siapa-siapa, aku berfikiran bahwa istriku sedang di tokonya, akan kujemput biar dia terkejut pikirku, tetapi kuperhatikan pintu garasi agak membuka sedikit. Kendaraanku urung kumasukkan ke dalam. Aku berjalan perlahan mendekati pintu pagar, kulihat terkunci.
Dengan kunci duplikat yang kumiliki aku membukanya dan perlahan aku masuk lewat pintu garasi yang terbuka. Kulihat di belakang kendaraan istriku ada Panther warna merah metalik, “Mobil siapa ya, seingatku saudara-saudaraku atau saudara istriku tak punya mobil seperti itu”, tanyaku dalam hati.
Aku mendekati mobil tersebut dan “Klek” ternyata Panther merah ini tidak terkunci, aku membuka-buka laci untuk mencari petunjuk pemilik kendaraan tersebut. Dan.. kutemukan kartu anggota club senam dengan identitas pemilik bernama “Darwis”.
Cepat-cepat kusalin alamat tersebut dalam notes kecilku. Kedua anakku memang sedang liburan sekolah. Dia berlibur di rumah neneknya seminggu yang lalu. Dengan berjalan mengendap terus kuperhatikan sekeliling rumahku, kudengar suara renyah tawa istriku di belakang dan sesekali erangan manja. Aku berjalan mendekati suara itu, dengan mengintip sekelilingnya, akhirnya aku sempat terkejut dibuatnya. Melalui kisi-kisi pintu garasi kulihat dengan jelas ke arah kolam renang ada 2 makhluk berlainan jenis sedang bercanda mesra. Dia adalah istriku Dinda dengan lelaki yang sesuai dalam foto kartu anggota senam.
Hatiku bergemuruh dan panas melihatnya, Dinda dengan memakai pakaian renang mini hanya menutup payudara dan vaginanya saja, sedangkan Darwis mempergunakan celana renang kecil mirip CD. Mereka berdua asyik sambil berlari. Mereka menceburkan diri kemudian berbalik minum dan saling berbincang. Kulihat Dinda merapatkan duduknya pada Darwis dan setelah bercakap-cakap sebentar tangan Darwis menggelitik pinggang Dinda, dia menggelinjang sambil mendesah
“Ampun Wis.. lepaskan geli nih..” pintanya, sementara tangan Darwis terus mengucek pinggang Dinda yang ramping.
Dinda semakin menggelayut manja pada Darwis dan kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Darwis dengan memeluk serta mengulum mulut Dinda yang ranum. Aku jadi semakin panas melihat adegan ini. Kuperhatikan terus mereka sambil menahan panas hati yang semakin membara. Kulihat tangan Darwis semakin berani mengelus seluruh tubuh istriku, kini istriku tidur dipangkuan Darwis sementara mulut Darwis tidak lepas dari mulut istriku.
Dibiarkannya tangan Darwis menelusuri payudaranya yang ranum, Dinda mengangkat dadanya tinggi-tinggi sehingga tangan Darwis berhasil menyusup di belakang pinggang Dinda dan melepas pengait BH-nya, Dinda tergolek hanya dengan memakai celana dalam saja. Kuperhatikan dari jauh tampak tubuh Dinda yang mulus dengan payudara mencuat dan pentilnya menonjol merah kecoklatan ditimpa tangan Darwis yang kecil hitam dan berbulu kontras sekali.
Aku secara tidak sadar mulai terangsang juga melihat mereka berdua yang semakin menjadi-jadi, mulut Darwis menelusuri seluruh lekuk tubuh Dinda dan Dinda semakin menggelinjang tak menentu. Mulut Darwis berhenti pada puting susu Dinda dan dihisap-hisap seperti bayi kelaparan sedangkan tangannya tak berhenti pada pinggang saja terus bergerak tiap centimeter pada kulit halus Dinda.